Pernah kebayang nggak kalo lo bisa akses internet hanya dengan ngandelin cahaya dari lampu bohlam? Nggak ada yang nggak mungkin dengan keajaiban teknologi bro, setelah era Wi Fi yang ngandelin frekwensi radio, kini telah hadir teknologi nirkabel terbaru bernama Li Fi yang berbasis pada cahaya. Kecepatan teknologi Li Fi (Light Fidelity) ini terbukti mencapai 10 Gigabyte perdetik atau sekitar 250 kali lebih kenceng dibanding broadband supercepat yang ada saat ini! Perkembangan teknologi komunikasi modern memang melaju sangat cepat dan selalu ngelahirin penemuan-penemuan baru yang menakjubkan. Setelah ditemuinnya kabel fiber optic berkecepatan tinggi yang kemudian menjadi tulang punggung infrastruktur telekomunikasi saat ini, warga dunia seakan nemuin dunia baru bernama internet. Namun buat mengakses teknologi internet ini, kita merluin perangkat penghubung seperti kabel tembaga. Pada perkembangan selanjutnya, Wi Fi (Wireless Fidelity) hadir membawa keajaiban teknologi nirkabel. Teknologi ini manfaatin perangkat elektronik buat bertukar data tanpa ngegunain kabel tapi ngegunain gelombang radio. Alhasil, akses internet pun jadi lebih mudah dan kita bisa koneksi di mana saja tanpa harus repot-repot nancepin kabel. Bahkan teknologi ini seolah ngelahirin budaya sosial baru di masyarakat, di mana sebagian orang seperti nggak bisa hidup tanpa Wi Fi. Namun ternyata kehadiran Wi Fi bukanlah puncak dari keajaiban teknologi komunikasi modern. Saat ini, telah lahir keajaiban teknologi nirkabel terbaru yang berbasis cahaya yaitu Li Fi atau singkatan dari Light Fidelity. Teknologi yang dikembangin Professor Harald Haas dari University of Edinburg ini digadang-gadang bakal menjadi pengganti peran Wi Fi dan perangkat wireless lainnya di masa depan dengan kecepatan transfer data yang jauh lebih tinggi.
Keunggulan teknologi Li Fi ini pertama kali ditunjukin pada masyarakat umum pada event Consumer Electronics Show pada tahun 2012. Percobaan yang disponsori Oxford University dan University College ini ngegunain sepasang smartphone Casio buat pertukaran data dengan ngegunain cahaya yang dilepasin dari layar mereka. Cahaya ini menjadi medium pengantar data dari kabel fiber optic yang lantas diperkuat, terus dipancarin ke gadget secara nirkabel. Ternyata percobaan ini cukup berhasil dan koneksi nirkabel mampu terdeteksi hingga jarak 10 meter. Bahkan menurut report terakhir dari IEEE Spectrum, sistem Li Fi ini berhasil mentransfer data dengan kecepatan mencapai 100 Gbps! Kecepatan ini tentu berkali-kali lipat lebih kenceng jika dibandingin standar Wi-Fi tercepat saat ini (802.11ac) yang mentok di angka sekitar 7 Gbps. Keren!
Cara Kerja Li Fi
Fungsi dan cara kerja Li Fi ini sebenernya cukup sederhana. Syaratnya lo harus punya sumber cahaya di salah satu ujung seperti LED, dan sumber cahaya lain seperti light sensor di ujung lainnya. Nah, dengan menyalakan cahaya LED dalam jumlah tertentu akan ngebuat sebuah pesan tertentu yang bakal dikirimkan. Sensor cahaya kemudian akan mendeteksi cahaya tersebut dan diterjemahin sebagai biner
source: lifiedinburg.org |
Saat ini, penggunaan LED baru ngegunain laser warna hijau dan warna merah secara bersamaan dan mampu mengirim data dengan kecepatan 1 Gbps! Coba bayangin gimana nantinya kalo teknologi ini ngegunain banyak warna dan berkedip secara bersama-sama? Tentu proses pengiriman data akan jauh lebih besar dan kecepatannya bakal naik berkali-kali lipat.
Jika kita ilustrasikan, misalnya ketika kita sedang mendownload sebuah video yang berukuran cukup besar, biasanya jika kita ngegunain Wi Fi bisa makan waktu beberapa menit bahkan sampe berjam-jam. Namun dengan ngegunain Li Fi, proses ini hanya berlangsung dalam beberapa detik saja! Selain itu, penggunaan teknologi Li Fi juga diyakini bakal ngurangin polusi elektromagnetik yang dihasilin dari gelombang radio. Plus, teknologi ini juga bisa diaplikasiin di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau kabel optik.
Kekuatan dan Kelemahan Li Fi
Meski punya seabreg kelebihan dan punya potensi besar buat ngegeser peran Wi Fi, teknologi keren ini ternyata masih punya banyak kelemahan. Salah satunya adalah meski ‘base station’ Li Fi ditempel di langit-langit ruangan, perangkat ini tetep ngebutuhin direct line of sight atau ‘pandangan’ langsung ke gadget tujuan yang udah dilengkapi receiver khusus. Jadi nggak boleh ada penghalang antara mereka berdua. :D
Selain itu, koneksi Li Fi juga masih terbatas hanya dalam satu ruangan saja dan belum bisa tembus dinding layaknya sinyal Wi Fi. Perangkat penerimanya pun harus ‘setia’ dan nggak berpindah-pindah ke lain tempat. Hal ini menyebabkan beberapa pihak nyimpulin kalo teknologi Li Fi masih belum praktis dan belum layak buat ngegantiin hegemoni Wi Fi.
source: elitereaders.com |
Source :
http://www.blog.crazyhackerz.com/
0 comments:
Post a Comment